Produk Agrokomplek Natural Nusantara Berbasis Teknologi Organik

Dengan aplikasi produk dari PT Natural Nusantara pada komoditas agro yang Anda kelola, akan membantu meningkatkan produktivitas hasil panen sesuai konsep K3 (Kualitas, Kuantitas, dan Kedlestarian). Buktikan!

Natural Nusantara Solusi Peningkatan Agro Indonesia

Dengan dukungan aplikasi produk berbasis teknologi organik akan memberikan hasil lebih baik pada budidaya pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan di Indonesia. Buktikan segera!

Produk Natural Nusantara Untuk Mengoptimalkan Hasil Peternakan

Aplikasi produk Natural Nusantara sudah banyak dibuktikan para peternak untuk optimalisasi hasil peternakan di Indonesia, baik ternak besar (sapi, kerbau, kuda, dll) maupun ternak unggas. Giliran Anda untuk membuktikannya sekarang juga!

Produk Natural Nusantara Terbukti Efektif Meningkatkan Produktivitas Perikanan di Indonesia

Banyak pelaku agro, khususnya di bidang perikanan di Indonesia yang telah membuktikan keunggulan produk Natural Nusantara guna membantu meningkatkan produktivitas hasil panen perikanan. Bagaimana dengan Anda? Coba dan buktikan sekarang juga!

Natural Nusantara dari Indonesia untuk Dunia

Produk Natural Nusantara adalah 100% karya anak bangsa yang sudah terbukti keunggulannya, Kini dari bumi Indonesia Produk Natural Nusantara merambah menuju dunia.

Jumat, 31 Januari 2014

KUWALITAS KUWANTITAS DAN KELESTARIAN

Add caption
Add caption
Informasi dan pemesanan produk Nasa
082138128114 - 081904269636
BB 313061 C3

PANEN LELE CUKUP 2 bulan

cukup 2 bulan panen




PEMELIHARAAN LELE AGAR BISA PANEN UMUR 2 BULAN (tahap Pembesaran)


Ada beberapa factor yang harus diperhatikan agar lele biar dipanen pada umur dua bulan sejak tebar bibit.Factor-faktor tersebut berhubungan dengan pakan, pemberian suplemen, pola pemberian pakan, pengontrolan, dan pola terapi kebersihan air kolam.
   
Terapi Kolam 
 - isi air setinggi 10 – 15 cm
- 5 sendok makan (sm) TON + 5 tutup botol POC NASA dilarutkan dengan air ± 10 liter, aduk sampai rata dan siramkan kekolam secara merata, biarkan ± 10 hari
- selanjutnya, tambahkan ketinggian air menjadi ± 45 cm
- 3 sm TON + 3 tutup botol POC NASA larutkan dengan air ± 5 liter dan siramkan kekolam merata, biarkan 1 hari
- masukkan bibit lele
- setiap 1 minggu sekali kolam diterapi dengan cara, diberi larutan 2 sm TON + 2 tutup botol POC NASA, dilarutkan dengan air ± 5 liter
- setelah ± 15 hari tambahkan ketinggian air menjadi 70 cm


A. JENIS PAKAN
Dalam usaha pembesaran, biasanya pembudidaya memberikan dua jenis pakan, yaitu makanan pokok berupa pelet ikan tipe FF999, 781-SP, 781-2, dan 781 serta pakan alternatif atau tambahan.
Pemberian pakan tambahan selain bertujuan untuk menghemat biaya pakan, juga untuk menggenjot pertumbuhan lele. Pakan tambahan tersebut bisa berupa keong mas, bekicot, limbah peternakan, limbah pemotongan hewan, limbah ikan, dan ikan sisa tangkapan nelayan.

Pakan alternatif
1. Keong mas dan Bekicot
 Keong mas dan bekicot mengandung protein yang tinggi dan sangat baik untuk memacu pertumbuhan lele. Keong ,as dan bekicot merupakan hama dan sekaligus musuh petani. Jadi, pemanfaatan keong mas dan bekicot sebagai makanan tambahan lele mempunyai fungsi ganda, selain memberantas hama tanaman, juga untuk menghemat biaya pembelian pakan.
Sebelum diberikan ke lele, camgkang keong mas atau bekicot harus dopecah, kemudan dagingnya dipisahkan dari cangkang tersebut. Agar pemberian pakan merata, sebaiknya cincang daging bekicot atau keong mas terlebih dahulu sebelum diberikan ke lele. Tebarkan daging tersebut secara merata ke dalam kolam pembesaran. Ukuran bibit lele yang sudah bias diberi pakan tambahan yakni sebesar jari kelingking
2. Limbah Peternakan
 Limbah yang bisa dimanfaatkan untuk budidaya lele berupa ayam mati yang dapat diperoleh di tempat penampungan atau pada tukang potong ayam. Ayam tersebut biasanya mati akibat terjepit atau berdesak-desakan selama dalam perjalanan menuju tempat pemotongan.
Ayam mati tidak bias langsung diberikan ke lele. Ayam harus dibakar hingga bulunya habis. Setelah itu, ceburkan ayam ke dalam kolam. Lele akan segera memakan santapan tersebut hingga habis. Pemberian pakan ini tidak boleh melebihi kebutuhan lele. Sisa pakan yang berlebih bisa mencemari dan mengotori air kolam. Kolam yang kotor mengundang tumbuhnya berbagai bibit penyakit.

3. Limbah Pemotongan Hewan
 Ada dua macam limbah pemotongan hewan yang bisa diberikan ke lele, yaitu darah dan jeroan hewan. Darah hewan sangat baik untuk pertumbuhan bibit lele karena mengandung gizi yang tinggi. Darah hewan yang bisa diambil di antaranya darah kambing, darah sapi, atau kumpulan darah ayam potong. Sebelum diberikan, darah tersebut harus direbus hingga beku atau menggumpal (marus). Namun, pemberian marus ini agak riskan, karena air cepat kotor. Karena itu, marus harus dicampur dengan pakan utama berupa pelet yang diseduh dengan air panas.
Selain darah, jeroan ayam potong juga bisa diberikan sebagai pakan lele. Limbah pemotongan hewan ini bisa diperoleh di tempat pemotongan hewan atau ayam potong.

4. Limbah Ikan dan Sisa Tangkapan Nelayan
 Limbah ini bisa diperoleh di penjual ikan atau pada usaha pemindangan ikan. Pemanfaatan limbah ikan ini, selain baik untuk pertumbuhan lele, juga merupakan cara menghemat biaya pemeliharaan, karena limbah ikan tidak diperjualbelikan atau bisa diperoleh Cuma-Cuma.
Jika lokasi usaha budidaya lele dekat dengan pantai, pembudidaya lele dapat memanfaatkan ikan sisa tangkapan nelayan yang sudah tidak layak lagi dikonsumsi oleh manusia. Ikan ini harganya tidak mahal dan baik digunakan untuk mempercepat pertumbuhan lele. Ikan tersebut bisa langsung diberikan ke lele. Namun, jika ukurannya cukup besar, sebaiknya cincang terlebih dahulu.
  
B. PEMBERIAN SUPLEMEN
Sama seperti pada usaha pembenihan, usaha pembesaran lele juga memerlukan suplemen untuk meningkatkan selera makan lele. Suplemen yang digunakan berupaTONPOC NASAHORMONIK, VITERNA yang dicampurkan dengan pelet. Takarannya, sama dengan suplemen yang diberikan pada pakan benih..
  
Terapi Pakan
Proses pencampuran dengan produk NASA :
- POC NASA + VITERNA + HORMONIK dioplos menjadi satu, misal ditempatkan dalam botol tersebut
- Setiap 1 kg pakan dicampur dengan 1 tutup botol oplosan tersebut
- Dengan cara, 1 tutup dilarutkan dengan air ± ½ liter lalu campur dengan pakan dan diaduk-aduk dibolak-balik sampai merata
- Selanjutnya diamkan ± 5 menit
- Siap disajikan

C. POLA PEMBERIAN PAKAN
Pada dasarnya pola pemberian pakan untuk usaha pembesaran lele sama dengan pola pemberian pakan pada usaha pembenihan. Namun, jenis pakan dan porsinya yang berubah karena disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan lele. Makin besar lele, makin banyak pakan yang dibutuhkan. Umumnya, lele cukup diberi makan 3-4 kali sehari, yakni pada pagi (0.00-09.00), sore (16.00-17.00), dan malam hari (20.00-22.00).
  
D. JUMLAH PAKAN YANG DIBERIKAN
Tidak ada petunjuk ang jelas mengenai berapa banyak makanan yang harus diberikan untuk seekor lele dalam satu hari. Namun, pakan yang diberikan tidak boleh kurang dari 10% berat tubuh ikan. Bila kita bicara pembesaran lele, semakin sering diberi makan, secara logika lele akan semakin cepat besar. Artinya pemberian pakan harus sesering mungkin, tetapi jangan berlebihan. Pemberian pakan yang terlalu sering berisiko terhadap kecepatan keruhnya air. Akibatnya, kolam harus sering dikuras dengan mengganti sebagian air. Namun, jika sumber air berasal dari saluran irigasi yang dialirkan melalui pipa ke dalam kolam terpal, airnya tidak perlu diganti hingga panen.
  
E. PENGONTROLAN
Pengontrolan dalam usaha pembesaran lele sama fungsinya dengan pengontrolan yang dilakukan dalam usaha pembenihan, yaitu untuk memastikan apakah usaha pembesaran lele yang kita lakukan berjalan sesuai dengan rencana atau tidak. Ada kendala dan masalah atau tidak. Jika ada masalah, baik itu menyangkut ikan, pakan, air, dan kolam, tindakan apa yang harus kita lakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Pengontrolan bersifat wajib, jika kita menginginkan usaha yang sukses. Jangan berharap untung besar, jika lele kekurangan pakan, airnya kotor, atau kolam bocor. Ketekunan Anda sangat dibutuhkan dalam usaha budidaya ini.
  
F. PENGURASAN KOLAM
Pengurasan tidak perlu dilakukan setiap hari, cukup setiap 3-5 hari sekali hingga waktu panen, karena secara fisik lele sudah kuat dan mempunyai daya tahan yang tinggi. Tahapan kerja dalam pengurasan kolam pembesaran sama halnya dengan tahapan pengurasan kolam pada usaha pembenihan.
  
G. PENYORTIRAN ULANG

Lele di kolam pembesaran harus disortir secara berkala. Adapun selang waktu penyortiran setiap 10 hari atau 2 minggu sekali. Tujuannya, untuk menjaga agar perolehan makanan seimbang dan ukuran lele yang dipelihara seragam.
Penyortiran diperlukan karena pertumbuhan lele tidak sama. Ada yang cepat besar dan ada yang pertumbuhannya lambat alias kuntet. Jika kondisi ini dibiarkan, ukuran lele yang dihasilkan tidak seragam yang berpengaruh terhadap harga jual lele.
Ukuran yang tidak seragam merupakan ancaman bagi lele yang berukuran lebih kecil. Jika kekurangan makanan, lele yang bongsor bisa memangsa lele yang lebih kecil. Kondisi ini tentunya akan berdampak langsung terhadap jumlah panen.
Untuk mencegah kanibalisme, lele harus disortir. Hasil sortir dipindahkan ke kolam pembesaran terpisah sesuai dengan ukuran lele. Pada prinsipnya proses penyortiran untuk usaha pembesaran hampir sama dengan proses penyortiran dalam usaha pembenihan, hanya selang waktunya agak lebih lama. Selain itu, ukuran baskom yang digunakan juga berbeda, seiring pertumbuahan bibit.

Berikut ini tahapan penyortiran dalam usaha pembesaran lele 
 Siapkan peralatan sortir, berupa slang, serokan, baskom sortir, dan baskom penampungan.Kurangi air kolam menggunakan slang dengan bantuan mesin sirkulasi, hingga ketinggian air mencapai 5 cm.
 
 Serok lele menggunakan serokan kain, lalu tuangkan ke dalam baskom sortir yang ditempatkan persis di atas baskom penampungan. Lele yang disortir akan tertinggal di dalam baskom sortir, sedangkan lele yang tidak lolos sortir akan berada di baskom penampungan.

 Pindahkan lele di baskom sortiran ke dalam baskom penampungan hasil sortir. Kembalikan lele di baskom penampungan ke kolam pemeliharaan semula. Sementara itu, lele hasil sortir dipindahkan ke kolam pembesaran lainnya.

----------------------------------------------
info:082138128114 / 081904269636 BB 313061C3 - kunjungi web kami pusat informasi teknis budidaya Agro
www.pupuknasajogja.blogspot.com
www.pupuknasajogja.blogspot.com

Rabu, 29 Januari 2014

PIKAT NASA BAWANG MERAH

PIKAT NASA BAWANG MERAH
===================
www.pupuknasajogja.blogspot.com - kunjungi situs kami  Nasa Organik (pusat informasi teknis budidaya Agro kompleks)

Petani : Mahdi
Desa : Jembatan kembar, kec. Lembar, kab. Lombok Barat NTB
Jenis bibit : Lokal & Philipine
Luas lahan: 1,9HA atau 190 are
Produk Nasa yang dipakai:
a. NPK ; 7 kwintal
b. Pupuk : Super Nasa, Hormonik, POC Nasa;
c. Pengendali hama organic : Pestona & Virexi

Dengan kondisi kemarau dan kekurangan air, Aplikasi Produk Nasa yang dipakai: untuk luas lahan 1,9HA yakni 1 supernasa, 10 Hormonik, 10 POC NASA, 10 pestona, 1 Virexi. Supernasa dipakai sebelum bibit ditanam, dengan jalan disiramkan di bedengan. POC NASA + Hormonik disemprotkan sesuai dosis dalam label di mulai umur 15Hari dan dilakukan kembali tiap 5hari dengan dicampur pengendali hama alami NASA.

HAsil setelah mamakai produk NASA:
1. Panen agak lebih cepat yakni 65hari jika dibanding tidak pakai panen bawang merah dipetik ketika usia 75-80hari
2. Kualitas daun lebih kuat dan bagus
3. Umbi bawang merah mengkilap, dengan anakan umbi per-rumpun 10-15umbi, jika dibandingkan tidak pakai NASA hanya 5-6umbi/rumpun.
4. Perkiraan panen dengan luas lahan 1,9HA tercapai 20TON jika dibandingkan tidak pakai hanya 15TON. Dengan dengan pakai NASA estimasi keuntungan harga bawang merah petani @6.000/kg x 20ton = Rp.120,000.000,- jika dikurangi tanpa NASA @6.000 x 15ton= Rp.90.000.000,-. Jadi ada tambahan keuntungan dengan HANYA beli produk NASA sebesar Rp. 1.500.000,- ada tambahan Rp.30.000.000,- = PETANI KAYA

Hub kami :
SELAMATKAN MODAL ANDA
--------------------------------
PETANI KAYA ya.. PAKAI NASA
www.pupuknasajogja.blogspot.com
info:082138128114
wspp/sms :88806018424 BB313061c3

PETANI KAYA: RAHASIA ATASI KUTU DAUN CABAI ---------------------------------------------------------
Ekonomi Indonesia lagi masa peralihan. kebutuhan yang semakin banyak tak seimbang dengan hasil produksi petani dalam negeri, akibatnya ALASAN impor pun dilakukan pemerintah untuk menanggulangi masalah tersebut. dampaknya pun juga dirasakan para petani kecil. Nah pada kesempatan kali ini saya akan share Bagaimana Cara Mengatasi Kutu daun cabai Cabai dimaksudkan untuk membimbing dan memberi petunjuk atau acuan terhadap para petani yang ingin mengembangkan Budidaya Cabai, akhirnya PETANI KAYA bukanlah omong saja.

Perhatikan permukaan daun bagian bawah atau lipatan pucuk daun, biasanya kutu (aphids) bersembunyi disitu juga daun berkerut dan bercak kuningan keputih-putihan (clorosis), kriting dan lapisan bawah daun berwarna seperti tembaga itu artinya diserang "thrips". jika daun muda menggulung dan mengeras artinya diserang "tungau" (polyphagotarsonemus). kutu-kutu ini sangat berbahaya karena perkembangbiakan sangat cepat dan bisa sebagai "vector" atau prantara 'virus keriting'dan'virus bule amerika.


Ciri penyakit tersebut: Thrips Thrips tanaman cabai (Tanaman cabe) adalah Thrips parvispinus. Serangannya ditandai adanya bercak-bercak keperakan pada daun tanaman cabai (tanaman cabe) terserang. Hama ini lebih suka mengisap cairan daun muda sehingga menyebabkan daun terserang mengeriting, akhirnya tanaman cabai (tanaman cabe) menjadi kerdil. Kutu Daun Kutu daun tanaman cabai (tanaman cabe) adalah Myzus persiceae. Kutu ini mengisap cairan tanaman cabai (tanaman cabe) terutama pada daun muda, kotorannya berasa manis sehingga menggundang semut. Serangan parah menyebabkan daun mengalami klorosis (kuning), menggulung dan mengeriting, akhirnya tanaman cabai (tanaman cabe) menjadi kerdil. Kutu Kebul Kutu kebul tanaman cabai (tanaman cabe) adalah Bemisia tabaci. Hama berwarna putih, bersayap, tubuhnya diselimuti serbuk putih seperti lilin. Kutu kebul menyerang dan menghisap cairan sel daun sehingga sel-sel dan jaringan daun rusak. Tungau Tungau tanaman cabai (tanaman cabe) adalah tungau kuning (Pol Polphagotarsonemus lotus) dan tungau merah (Tetranychus cinnabarinus). Tungau bersembunyi di balik daun sambil menghisap cairan daun. Daun cabai (cabe) terserang berwarna kecoklatan, terpelintir, serta pada permukaan bawah daun terdapat benang-benang halus berwarna merah atau kuning.

CARA PENGENDALIAN: Jangan menanam secara bertahap, karena hanya akan memindahkan kutu/virus/penyakit dari tanman tua ke tanaman yang muda. Lakukan dengan jalan penggiliran tanaman. Bersihkan gulma yang ada disekitar tanaman. Pijit dengan jari kumpulan (koloni) kutu yang ditemukan. semprotkan pestisida organik Nasa yakni PESTONA dengan dosis 4 tutup/tangki 12lt. lakukan SORE HARI dan semprotkan dibawah daun, jika musim penghujan diajnurkan ditambah AERO-810 dengan dosis 1 tutup/tangki 12lt. Pagi Hari semprotkan POC NASA 4-5 tutup/tangki + 1 tutup hormonik, lakukan PAGI HARI antara jam 06.30 - 10.00 semprotkan dibawah daun agar kena stomata pohon cabai dengan maksud untuk memperbaiki pertumbuhan tanaman cabai. jika POC NASA + HORMONIK tidak ada, bisa digantikan GREEN STAR, atau BINTANG TANI...

----------------------------------------------------------------------------------------------------------

pemesanan produk & konsultasi
Agrotani Organik Nasa agen/distributor Resmi NASA
Tlp. 081904269636 atau 082138128114 BB 313061C3 wssp 88806018424
Foto
Add caption
Foto
Add caption

Foto
Add caption
Foto
Add caption
Foto
Add caption
Foto
Add caption
Foto: PETANI KAYA: RAHASIA ATASI KUTU DAUN CABAI --------------------------------------------------------- 

Ekonomi Indonesia lagi masa peralihan. kebutuhan yang semakin banyak tak seimbang dengan hasil produksi petani dalam negeri, akibatnya ALASAN impor pun dilakukan pemerintah untuk menanggulangi masalah tersebut. dampaknya pun juga dirasakan para petani kecil. Nah pada kesempatan kali ini saya akan share Bagaimana Cara Mengatasi Kutu daun cabai Cabai dimaksudkan untuk membimbing dan memberi petunjuk atau acuan terhadap para petani yang ingin mengembangkan Budidaya Cabai, akhirnya PETANI KAYA bukanlah omong saja. Perhatikan permukaan daun bagian bawah atau lipatan pucuk daun, biasanya kutu (aphids) bersembunyi disitu juga daun berkerut dan bercak kuningan keputih-putihan (clorosis), kriting dan lapisan bawah daun berwarna seperti tembaga itu artinya diserang "thrips". jika daun muda menggulung dan mengeras artinya diserang "tungau" (polyphagotarsonemus). kutu-kutu ini sangat berbahaya karena perkembangbiakan sangat cepat dan bisa sebagai "vector" atau prantara 'virus keriting'dan'virus bule amerika. Ciri penyakit tersebut: Thrips Thrips tanaman cabai (Tanaman cabe) adalah Thrips parvispinus. Serangannya ditandai adanya bercak-bercak keperakan pada daun tanaman cabai (tanaman cabe) terserang. Hama ini lebih suka mengisap cairan daun muda sehingga menyebabkan daun terserang mengeriting, akhirnya tanaman cabai (tanaman cabe) menjadi kerdil. Kutu Daun Kutu daun tanaman cabai (tanaman cabe) adalah Myzus persiceae. Kutu ini mengisap cairan tanaman cabai (tanaman cabe) terutama pada daun muda, kotorannya berasa manis sehingga menggundang semut. Serangan parah menyebabkan daun mengalami klorosis (kuning), menggulung dan mengeriting, akhirnya tanaman cabai (tanaman cabe) menjadi kerdil. Kutu Kebul Kutu kebul tanaman cabai (tanaman cabe) adalah Bemisia tabaci. Hama berwarna putih, bersayap, tubuhnya diselimuti serbuk putih seperti lilin. Kutu kebul menyerang dan menghisap cairan sel daun sehingga sel-sel dan jaringan daun rusak. Tungau Tungau tanaman cabai (tanaman cabe) adalah tungau kuning (Pol Polphagotarsonemus lotus) dan tungau merah (Tetranychus cinnabarinus). Tungau bersembunyi di balik daun sambil menghisap cairan daun. Daun cabai (cabe) terserang berwarna kecoklatan, terpelintir, serta pada permukaan bawah daun terdapat benang-benang halus berwarna merah atau kuning. CARA PENGENDALIAN: Jangan menanam secara bertahap, karena hanya akan memindahkan kutu/virus/penyakit dari tanman tua ke tanaman yang muda. Lakukan dengan jalan penggiliran tanaman. Bersihkan gulma yang ada disekitar tanaman. Pijit dengan jari kumpulan (koloni) kutu yang ditemukan. semprotkan pestisida organik Nasa yakni PESTONA dengan dosis 4 tutup/tangki 12lt. lakukan SORE HARI dan semprotkan dibawah daun, jika musim penghujan diajnurkan ditambah AERO-810 dengan dosis 1 tutup/tangki 12lt. Pagi Hari semprotkan POC NASA 4-5 tutup/tangki + 1 tutup hormonik, lakukan PAGI HARI antara jam 06.30 - 10.00 semprotkan dibawah daun agar kena stomata pohon cabai dengan maksud untuk memperbaiki pertumbuhan tanaman cabai. jika POC NASA + HORMONIK tidak ada, bisa digantikan GREEN STAR, atau BINTANG TANI... 

pemesanan produk & konsultasi Agrotani Organik Nasa agen/distributor Resmi NASA Tlp. 081904269607 atau 085225233039
Oleh: Agrotani Organik Nasa
Add caption
Foto
Add caption

Foto

TEKNIS BUDIDAYA SAPI POTONG

I. Pendahuluan.


Usaha peternakan sapi potong mayoritas masih dengan pola tradisional dan skala usaha sambilan. Hal ini disebabkan oleh besarnya investasi jika dilakukan secara besar dan modern, dengan skala usaha kecilpun akan mendapatkan keuntungan yang baik jika dilakukan dengan prinsip budidaya modern. PT. NATURAL NUSANTARA dengan prinsip K-3 (Kuantitas, Kualitas dan Kesehatan) membantu budidaya penggemukan sapi potong baik untuk skala usaha besar maupun kecil.

II. Penggemukan

Penggemukan sapi potong adalah pemeliharaan sapi dewasa dalam keadaan kurus untuk ditingkatkan berat badannya melalui pembesaran daging dalam waktu relatif singkat (3-5 bulan).
Beberapa hal yang berkaitan dengan usaha penggemukan sapi potong adalah :

1. Jenis-jenis Sapi Potong.
Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :

A. Sapi Bali.
Cirinya berwarna merah dengan warna putih pada kaki dari lutut ke bawah dan pada pantat, punggungnya bergaris warna hitam (garis belut). Keunggulan sapi ini dapat beradaptasi dengan baik pada lingkungan yang baru.

B. Sapi Ongole.
Cirinya berwarna putih dengan warna hitam di beberapa bagian tubuh, bergelambir dan berpunuk, dan daya adaptasinya baik. Jenis ini telah disilangkan dengan sapi Madura, keturunannya disebut Peranakan Ongole (PO) cirinya sama dengan sapi Ongole tetapi kemampuan produksinya lebih rendah.

C. Sapi Brahman.
Cirinya berwarna coklat hingga coklat tua, dengan warna putih pada bagian kepala. Daya pertumbuhannya cepat, sehingga menjadi primadona sapi potong di Indonesia.

D. Sapi Madura.
Mempunyai ciri berpunuk, berwarna kuning hingga merah bata, terkadang terdapat warna putih pada moncong, ekor dan kaki bawah. Jenis sapi ini mempunyai daya pertambahan berat badan rendah.

E. Sapi Limousin.
Mempunyai ciri berwarna hitam bervariasi dengan warna merah bata dan putih, terdapat warna putih pada moncong kepalanya, tubuh berukuran besar dan mempunyai tingkat produksi yang baik

2. Pemilihan Bakalan.
Bakalan merupakan faktor yang penting, karena sangat menentukan hasil akhir usaha penggemukan.
Pemilihan bakalan memerlukan ketelitian, kejelian dan pengalaman. Ciri-ciri bakalan yang baik adalah :
- Berumur di atas 2,5 tahun.
- Jenis kelamin jantan.
- Bentuk tubuh panjang, bulat dan lebar, panjang minimal 170 cm tinggi pundak minimal 135 cm, lingkar dada 133 cm.
- Tubuh kurus, tulang menonjol, tetapi tetap sehat (kurus karena kurang pakan, bukan karena sakit).
- Pandangan mata bersinar cerah dan bulu halus.
- Kotoran normal

III. Tatalaksana Pemeliharaan.

3.1. Perkandangan.

Secara umum, kandang memiliki dua tipe, yaitu individu dan kelompok. Pada kandang individu, setiap sapi menempati tempatnya sendiri berukuran 2,5 X 1,5 m. Tipe ini dapat memacu pertumbuhan lebih pesat, karena tidak terjadi kompetisi dalam mendapatkan pakan dan memiliki ruang gerak terbatas, sehingga energi yang diperoleh dari pakan digunakan untuk hidup pokok dan produksi daging tidak hilang karena banyak bergerak. Pada kandang kelompok, bakalan dalam satu periode penggemukan ditempatkan dalam satu kandang. Satu ekor sapi memerlukan tempat yang lebih luas daripada kandang individu. Kelemahan tipe kandang ini yaitu terjadi kompetisi dalam mendapatkan pakan sehingga sapi yang lebih kuat cenderung cepat tumbuh daripada yang lemah, karena lebih banyak mendapatkan pakan.

3.2. Pakan.


Berdasarkan kondisi fisioloigis dan sistem pencernaannya, sapi digolongkan hewan ruminansia, karena pencernaannya melalui tiga proses, yaitu secara mekanis dalam mulut dengan bantuan air ludah (saliva), secara fermentatif dalam rumen dengan bantuan mikrobia rumen dan secara enzimatis setelah melewati rumen.
Penelitian menunjukkan bahwa penggemukan dengan mengandalkan pakan berupa hijauan saja, kurang memberikan hasil yang optimal dan membutuhkan waktu yang lama. Salah satu cara mempercepat penggemukan adalah dengan pakan kombinasi antara hijauan dan konsentrat. Konsentrat yang digunakan adalah ampas bir, ampas tahu, ampas tebu, bekatul, kulit biji kedelai, kulit nenas dan buatan pabrik pakan. Konsentrat diberikan lebih dahulu untuk memberi pakan mikrobia rumen, sehingga ketika pakan hijauan masuk rumen, mikrobia rumen telah siap dan aktif mencerna hijauan. Kebutuhan pakan (dalam berat kering) tiap ekor adalah 2,5% berat badannya. Hijauan yang digunakan adalah jerami padi, daun tebu, daun jagung, alang-alang dan rumput-rumputan liar sebagai pakan berkualitas rendah dan rumput gajah, setaria, kolonjono sebagai pakan berkualitas tinggi.
Penentuan kualitas pakan tersebut berdasarkan tinggi rendahnya kandungan nutrisi (zat pakan) dan kadar serat kasar. Pakan hijauan yang berkualitas rendah mengandung serat kasar tinggi yang sifatnya sukar dicerna karena terdapat lignin yang sukar larut oleh enzim pencernaan.
PT. NATURAL NUSANTARA juga mengeluarkan suplemen khusus ternak yaitu VITERNA Plus. Produk ini menggunakan teknologi asam amino yang diciptakan dengan pendekatan fisiologis tubuh sapi, yaitu dengan meneliti berbagai nutrisi yang dibutuhkan ternak.

VITERNA Plus mengandung berbagai nutrisi yang dibutuhkan ternak, yaitu :

Mineral-mineral sebagai penyusun tulang, darah dan berperan dalam sintesis enzim, yaitu N, P, K,

Ca, Mg, Cl dan lain-lain.

Asam-asam amino, yaitu Arginin, Histidin, Leusin, Isoleusin dan lain-lain sebagai penyusun protein, pembentuk sel dan organ tubuh.

Vitamin lengkap yang berfungsi untuk berlangsungnya proses fisiologis tubuh yang normal dan meningkatkan ketahanan tubuh sapi dari serangan penyakit.

Asam - asam organik essensial, diantaranya asam propionat, asam asetat dan asam butirat.



Cara penggunaannya adalah dengan dicampurkan dalam air minum atau komboran dengan dosis :

5 cc/ekor perhari untuk sapi, kerbau dan kuda

4 cc/ekor perhari untuk kambing dan domba.

Penambahan VITERNA Plus tersebut dilakukan pada pemberian air minum atau komboran yang pertama.

3.3. Pengendalian Penyakit.

Dalam pengendalian penyakit, yang lebih utama dilakukan adalah pencegahan penyakit daripada pengobatan, karena penggunaan obat akan menambah biaya produksi dan tidak terjaminnya keberhasilan pengobatan yang dilakukan. Usaha pencegahan yang dilakukan untuk menjaga kesehatan sapi adalah :

Pemanfaatan kandang karantina. Sapi bakalan yang baru hendaknya dikarantina pada suatu kandang terpisah, dengan tujuan untuk memonitor adanya gejala penyakit tertentu yang tidak diketahui pada saat proses pembelian. Disamping itu juga untuk adaptasi sapi terhadap lingkungan yang baru. Pada waktu sapi dikarantina, sebaiknya diberi obat cacing karena berdasarkan penelitian sebagian besar sapi di Indonesia (terutama sapi rakyat) mengalami cacingan. Penyakit ini memang tidak mematikan, tetapi akan mengurangi kecepatan pertambahan berat badan ketika digemukkan. Waktu mengkarantina sapi adalah satu minggu untuk sapi yang sehat dan pada sapi yang sakit baru dikeluarkan setelah sapi sehat. Kandang karantina selain untuk sapi baru juga digunakan untuk memisahkan sapi lama yang menderita sakit agar tidak menular kepada sapi lain yang sehat.
Menjaga kebersihan sapi bakalan dan kandangnya. Sapi yang digemukkan secara intensif akan menghasilkan kotoran yang banyak karena mendapatkan pakan yang mencukupi, sehingga pembuangan kotoran harus dilakukan setiap saat jika kandang mulai kotor untuk mencegah berkembangnya bakteri dan virus penyebab penyakit.
Vaksinasi untuk bakalan baru. Pemberian vaksin cukup dilakukan pada saat sapi berada di kandang karantina. Vaksinasi yang penting dilakukan adalah vaksinasi Anthrax.

Beberapa jenis penyakit yang dapat meyerang sapi potong adalah cacingan, Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), kembung (Bloat) dan lain-lain.



IV. Produksi Daging.
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi daging adalah

Pakan. Pakan yang berkualitas dan dalam jumlah yang optimal akan berpengaruh baik terhadap kualitas daging. Perlakuan pakan dengan NPB akan meningkatkan daya cerna pakan terutama terhadap pakan yang berkualitas rendah sedangkan pemberian VITERNA Plus memberikan berbagai nutrisi yang dibutuhkan ternak sehingga sapi akan tumbuh lebih cepat dan sehat.
Faktor Genetik.Ternak dengan kualitas genetik yang baik akan tumbuh dengan baik/cepat sehingga produksi daging menjadi lebih tinggi.
Jenis Kelamin. Ternak jantan tumbuh lebih cepat daripada ternak betina, sehingga pada umur yang sama, ternak jantan mempunyai tubuh dan daging yang lebih besar.
Manajemen. Pemeliharaan dengan manajemen yang baik membuat sapi tumbuh dengan sehat dan cepat membentuk daging, sehingga masa penggemukan menjadi lebih singkat.
--------------------------------------------------
INFORMASI DAN ORDER PRODUK:+6282138128114 / +6281904269636 wspp/sms :88806018424 BB 313061C3

TOMAT DALAM POT/POLYBAG

CARA MUDAH BUDIDAYA TOMAT DALAM POT/POLYBAG
Posted by admin Rabu, 17 April 2013 0 comments
Tomat atau nama ilmiahnya Solanum lycopersicum merupakan buah yang serbaguna, bisa dimakan langsung atau dibaut jus, juga bisa dijadikan bahan sayuran yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Meski buah ini sangat mudah didapatkan di pasar atau di kios terdekat dan harganya tidak terlalu mahal, namun tidak ada salahnya bagi anda untuk menanam sendiri buah tomat di pekarangan atau halaman rumah kita. Selain bermanfaat untuk aktivitas atau hobi juga bermanfaat untuk anda sendiri karena buah yang dihasilkan sendiri tentunya lebih sehat dan tidak banyak terkena pestisida. Nah Jika anda tertarik untuk budidaya tomat dalam pot bisa membaca informasi budidaya tomat dalam pot atau Polibag secara mudah di bawah ini.

a. Tempat dan Media Tanam
Budidaya tomat dalam pot atau polybag dapat memanfaatkan kaleng bekas , ember plastik, wadah bekas lainnya atau memakai pot atau polybag. Media tanam yang digunakan berupa tanah pupuk kandang atau kompos. Perbandingan dapat 1:1, 1:2, atau 1:3 tergantung kesuburan atau berat ringannya tanah. Wadah tempat yang sudah disiapkan bawahnya dilubangi dan ditutup dengan pecahan gendeng untuk aliran air siraman. Setelah itu diisi dengan media yang telah kita siapkan sampai penuh.

b. Pesemaian
Tomat diperbanyak dengan bijinya, disemai terlebih dahulu lalu ditaruh pada wadah dan ditempatkan pada daerah yang teduh. Sebulan kemudian biji yang sudah bertunas itu perlu dipindah (disapih) ke tempat penanaman lain sebagai latihan bagi tananam muda ini.sesudah bibit setinggi 10 cm, baru bisa dipindah ke pot.

c. Penanaman
Yang harus diperhatikan sebelum tanaman dipindah ke media tanam sebaiknya media tanam perlu disiram terlebih dahulu. Untuk memindahkan tanaman dari persemaian ke pot harus hati-hati jangan sampai akar tanamannya sampai banyak yang patah, dan pemindahannya sebaiknya dilakukan pada sore hari.

d. Perawatan
Perawatan tanaman tomat dalam pot atau polybag lebih mudah karena kesehatan setiap tanaman lebih terkontrol dan penularan penyakit lewat akar dapat dihindari. Beberapa perawatan rutin yang perlu dilakukan sebagai berikut :

Periksa tanaman setiap hari, terutama dari hama dan penyakit. Bila dijumpai ada hama, ambil dan matikan hama tersebut dengan cara dijepit. Bila ada tanaman yang layu cabut dan buang saja medianya supaya tidak menular ke tanaman yang lain.
Bila tanaman kelihatan kurang subur, tambah pupuk kandang atau kompos yang telah matang.
Bila tanaman sudah tumbuh besar beri turus/pasak untuk membantu tegaknya tanaman tersebut.
Jangan biarkan media tanam terlalu kering, siramlah tanaman secara rutin, minimal 3 kali sehari. Perhatikan kadar air dalam media tanam jangan terlalu basah juga.

e. Panen
Budidaya Tomat dalam Pot atau Polybag dalam waktu relatif singkat sekitar 3 bulanan sudah dapat kita petik hasilnya.
Foto
Add caption



Foto
Add caption
Foto
Foto